Spektroskopi untuk analisa bahan pakan

Spektroskopi untuk analisa bahan pakan

ILMU TERNAK/WWW.ilmuternakkita.blogspot.com

Spektroskopi adalah suatu metode analisa yang didasarkan pada interaksi antara suatu zat kimia dengan energi cahaya. Syarat agar suatu zat dapat dianalisa dengan metode spektroskopi :

  1. Zat yang diukur harus stabil
  2. Larutan yang digunakan harus jernih
  3. Cahaya yang digunakan harus monokromatis
  4. Zat yang diukur sebaiknya encer

Macam-macam spektroskopi :

1. Spektroskopi Sinar Tampak (λ 400-750 nm)

Sumber energi : lampu tungsten. Didasarkan pada penyerapan sinar tampak oleh larutan berwarna. Disebut juga kolorimetri. Hanya bisa mendeteksi larutan berwarna. Larutan tak berwarna dapat ditambah dengan pereaksi lain yang dapat menghasilkan senyawa berwarna. Metode ini dilakukan dengan membandingkan larutan standar dengan sampel yang dibuat dengan kondisi yang sama. Jumlah cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan.

2. Spektroskopi Ultra Violet (λ 200-400 nm)

Sumber energi : lampu ultra violet Dapat digunakan untuk larutan tak berwarna

3. Spektroskopi Infra Merah (λ 800-4000nm)

Didasarkan pada penyerapan sinar IR dan dapat memberikan informasi tentang gugus –gugus fungsional sehingga dapat digunakan untuk meramalkan struktur suatu senyawa. Sampel yang dianalisa dapat berupa padatan atau larutan. Dapat digunakan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif. Spektroskopi Serapan Atom

4. Spektroskopi Serapan Atom

Sumber energi : hollow cathode lamp (lampu katoda berongga).

Dapat menganalisa semua atom logam yang terdaftar dalam sistem periodik. Tiap logam yang dianalisa memerlukan lampu khusus karena lampu ini memancarkan energi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron. Waktu yang diperlukan untuk analisa hanya beberapa detik saja dan ketelitiannya cukup tinggi.

5. Spektroskopi Massa

Digunakan untuk mengetahui berat molekul suatu senyawa. Biasanya digunakan bersama-sama dengan spektrofotometer IR untuk mengenali suatu senyawa


Fertilisasi yang terjadi pada telur dan IB pada ayam

Fertilisasi yang terjadi pada telur dan IB pada ayam

ILMU TERNAK/WWW.ilmuternakkita.blogspot.com

Biasa juga kita sebut sebagai kawin suntik,tetapi kedengarannya lebih ilmiah jika kita sebut IB alias inseminasi buatan. Secara meluas di petani, istilah IB ini rasanya baru terdengar pada awal tahun 90 an, padahal teknologi sudah lama dikenal dan diujicobakan pada industri pembibitan unggas ras. Mengapa teknik ini mendapat sambutan yang baik dari para petani ayam lokal ? Padahal industri pembibitan unggas ras sudah lama meninggalkan teknik ini.

Beberapa kelebihan teknik IB pada ayam lokal adalah:

  1. Dapat diaplikasikan kapan saja kita mau memproduksi anak-anak ayam baik untuk pengganti babon yang ada sekarang, maupun untuk dijual apabila ada tetangga memesan.
  2. Sangat cocok sekali dengan sistem pemeliharaan kandang batere.
  3. Penanganan jago dan babon yang lebih intensif untuk meningkatkan mutu bibit.
  4. Pelaksanaan IB relatif mudah dan murah.

Beberapa kekurangan dalam teknik IB ayam lokal adalah:

  1. Pelaksanaan harus hygienis, karena adanya kotoran dalam semen (mani) dapat membunuh spermatozoa.
  2. Pelaksanaannya harus ditangani minimal oleh dua orang.
  3. Pada waktu pengambilan semen: seorang memerah, yang lain memegang ayam jago.
  4. Pada waktu inseminasi: seorang menyuntikan, yang lain memegang dan membuka kloaka babon.
  5. Perlu waktu untuk memerah jago, minimal antara 30 detik – 1 menit per ekor dan untuk inseminasi, sekitar 30 detik – 1 menit per ekor.
  6. Mungkin (tapi belum ada data pendukung yang baik) dapat menurunkan sedikit produksi karena “stress”, terutama pada beberapa waktu awal inseminasi dan mungkin akan kembali normal karena ayam sudah terbiasa.

Tips Melakukan IB:


1. Ba’da lohor (mulai jam 14.00) untuk menghindari: terbuang semen karena terdorong telur yang dukeluarkan (ayam akan bertelur sebagian besar paling lambat sebelum jam 12 siang) dan kerusakan spermatozoa karena sinar ultra violet. Dengan hati-hati penuh perasaan, untuk mengurangi “stress”

2. Hindari kontaminasi kotoran atau urine yang dapat merubah warna putih mutiara (semen yang baik) menjadi berwarna kekuning-kuningan atau kecoklat-coklatan. Disarankan tidak memberikan pakan 4-6 jam sebelum diperah.


MEKANISME FERTILISASI



Fertilasi diartikan sebagai berhasilnya satu spermatozoa (dari ayam jago) bertemu hidup-hidup engan sel telur (dari ayam babon) yang kemudian kedua sel tersebut akan berkembang menjadi suatu janin atau embrio sebagai bentuk sosok kehidupan individu baru anak ayam. Berapa sering ayam babon di IB untuk mendapatkan maksimum daya tunas ? Untuk satu kali IB (dengan kualitas semen yang baik, yang berisi spermatozoa 100 juta), babon akan terus menerus menghasilkan telur fertil selama rata-rata 12 hari periode fertil. Mengapa ini terjadi ? Kuncinya adalah spermatozoa, yang di IB-kan disimpan dalam “tabung penyimpanan sperma (“tubule”), semacam lekukan di dinding “oviduct” (baca ovidak) yang berdiameter dalam 0,002 mm sepanjang 0,4 mm. Sperma memasuki “tubule” pada D dan B dengan pergerakan sendiri sebagaimana adanya, tetapi bagaimana mereka keluar dari “tubule” belum ada manusia tahu. Memang masih merupakan misteri bahwa sperma mampu bertahan di dalam tubule selama itu padahal sangat sulit sekali menyimpan sperma di luar tubuh ayam. Sekitar 1 –2 juta sperma tertahan di dalam tubule setelah sebanyak 100 – 200 juta di IB-kan; sebagian besar sperma mati dalam vagina disebabkan oleh mekanisme pertahanan tubuhnya. Begitu keluar dari tubule, sperma secara pasif terdorong naik ke saluran infundibulum, dimana biasanya sel telur terbuahi. Faktor penentu keberhasilan fertilisasi adalah jumlah sperma yang terkumpul di sekeliling sel telur selama 15-20 menit setelah ovulasi (sel telur dilepaskan dari ovarium).


Spermatozoa yang memasuki telur harus menembus lapisan previtaline bagian dalam persis di atas lapisan telur yang baru dilepaskan (diovulasikan). Bukti menunjukkan bahwa adanya sekitar 100 lubang yang terkonsentrasi pada area seluas 2 mm di atas “piringan germinasi”. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk suatu fertilisasi yang baik, untuk setiap telur membutuhkan sekitar 500 spermatozoa disekitar telur atau sekitar 10.000 spermatozoa tersedia dalam tubule dalam beberapa jam setelah di-IB-kan. Oleh karena itu pelaksanaan IB sebaiknya dilakukan berkali-kali selama pengumpulan telur. Namun ada juga babon-babon tertentu, yang lemah dalam menangkap spermatozoa, meskipun sudah dilakukan berkali-kali. Inidikasi ini juga terlihat pada sistem kawin alam dimana banyak babon yang tidak kawin sama sekali, sementara babon lain mempunyai beratus-ratus kali lebih banyak jumlah sperma dari yang dibutuhkan untuk menjamin fertilisasi yang baik.

Frekuensi terbaik dalam melaksanakan IB dilaporkan adalah dengan interval 5 hari dengan menghasilkan daya tunas (fertilitas) 73,45 % dibandingkan dengan interval10 hari, 71,83 % dan 15 hari 57,43%. Namun untuk memudahkan dalam mengingatkan kita sebaiknya seminggu dilakukan dua kali dan kita tetapkan misalnya setiap hari Senin dan Kamis. Produksi semen ayam kampung rata-rata mencapai 0,32 ml/ekor dengan konsentrasi sperma rata-rata 2,2 milyar/ml. Sementara ayam ras pedaging mencapai volume rata-rata 0,35 ml/ekor dan konsentrasi sperma 5,7 milyar/ml. Ayam ras petelur 0,15 ml/ekor dan 5 milyar sperma/ml. Informasi di atas memberikan gambaran jumlah babon yang bisa di IB (dengan rata-rata 0,03 ml semen per ekor) sebanyak 10 ekor, jika kita ingin meng-IB-kan sekitar 200 juta sperma/IB per ekor. Namun volume 0,03 ml secara praktis terlalu sedikit dan dapat menyulitkan dalam pelaksanaannya, oleh karena itu volume semen dapat diencerkan maksimum 10 kali dengan larutan NaCl fisiologis (untuk infus manusia) dan dapat diaplikasikan sebanyak 0,3 ml semen encer/IB per ekor.


KEPUSTAKAAN


Kismiati, S., 1999. Fertilitas telur dan mortalitas embrio ayam kedu hitam pada interval inseminasi yang berbeda.Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis: Edisi Khusus: 51-55.

Lake, P.E. and Stewart, J.M., 1978. Artificial Insemination in Poultry. Ministry of Agriculture, Fisheries and Food. Her Majesty’s Stationery Office, London.

Sastrodihardjo, S. dan Iskandar, S., 1997. Sistem Perkawinan Pada Ayam Buras – Materi

Pelajaran dalam Pelatihan Perunggasan/ Pembibitan Ayam Buras bagi PPL, KCD Peternakan se Indonesia. Balitnak-BLPP Ciawi, 6 Nov.-5 Desember 1997.

Wishart, G., 1996. How fertility works. Poultry International, 35 (2): 54-58.


Wishart, G., 1996. How fertility works. Poultr
y International, 35 (2): 54-58.

MIXER HORIZONTAL



MIXER HORIZONTAL

ILMU TERNAK/WWW.ilmuternakkita.blogspot.com

Mixer horizontal merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencampur bahan atau raw material dlaam hal ini kita membahas feed mill yaitu pabrik pakan sehingga material yang divampur adalah bahan pakan. Mixer horizontal memiliki kemampuan mancampur bahan pakan lebih baik dibandingkan mixer vertikal karena mixer horizontal dapat menghasilkan tingkat homogenitas yang lebih tinggi. Kapasitas mixer horizontal ini juga tergantung dari ukuran alat tersebut. berikut gambar mixer horizontal semoga dapat menjadi gambaran tentang alat ini.




Pengukuran SEKAM (methode phloroglucinol 0.1%)

Pengukuran SEKAM (methode phloroglucinol 0.1%)


ILMU TERNAK/WWW.ilmuternakkita.blogspot.com


Persiapan reagen yang akan digunakan

No.

Prosedur kerja

Kriteria

a.

Timbang phloroglucinol PA

Seberat 10 gram

b.

Larutkan dengan ethanol, menjadi larutan A

Sampai dengan volume 200 ml

c.

Pipet HCl 37% PA

Sebanyak 144 ml

d.

Larutkan dengan aquades , menjadi larutan B

Sampai dengan volume 800 ml

e.

Campur larutan A dan B, kocok dan simpan

Ditempat gelap dan didalam botol gelap


No.

Langkah Kerja

Kriteria

a.

Timbang contoh yang telah diaduk merata, juga menimbang standard dengan kadar sekam 10% dan 15%, contoh dan standard yang sudah ditimbang diletakkan dalam petridish

Seberat 1 gram

b.

Tambahkan larutan phloroglucinol 1%, lalu goyang – goyang petridish perlahan sampai pereaksi bercampur dengan baik, lalu biarkan selama 15 menit pada suhu ruangan

Sebanyak 5 ml

c.

Amati warna yang terbentuk dan bandingkan dengan warna standard

Didapatkan contoh tersebut akan masuk dalam kelompok katul yang mana




Usaha sampingan inspiratif